PARAKLET Y1416 (Chapther 1)

Chapther 1: Kiblat

Suasana Masjid Nur Nagari Batang saat Didikan Subuh

Andara: “Wahai Ustadzah, mengapa umat Islam meninggalkan Masjidil Aqsa sebagai kiblatnya?”

Ustadzah Granti: “Tidaklah benar bahwa umat Islam meninggalkan Palestina sebagai kiblatnya, anakku. Masjidil Aqsa memang menjadi kiblat pertama umat Islam pada awal sejarah, namun Allah SWT kemudian menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 144.”

Andara: “Dalam ayat itu disebutkan bahwa Nabi Muhammad tidak merasa tenang saat menghadap Masjidil Aqsa. Apa yang membuat beliau tidak tenang, Ustadzah?”

Ustadzah Granti: “Benar, Masjidil Aqsa memiliki kedudukan istimewa dalam Islam sebagai salah satu dari tiga masjid suci umat Muslim. Namun, ketenangan hati Nabi Muhammad adalah menunggu perintah Allah untuk mengubah arah kiblat ke Masjidil Haram di Makkah. Ini adalah bagian dari ujian iman dan ketaatan seorang Muslim. Beliau merindukan untuk se-kiblat dengan Nabi Ibrahim, yang memudahkan dalam menyeru orang Arab kembali kepada Islam. Perubahan kiblat terjadi pada tahun kedua Hijriyah sekitar tahun 622 Masehi, saat Baitul Maqdis masih di bawah kekuasaan Bizantium.”

Yoan: “Mengapa setelah penaklukan Baitul Maqdis oleh Umar bin Khattab, kiblat tidak dikembalikan ke Masjidil Aqsa?”

Ustadzah Granti: “Jelas sekali, karena tidak ada perintah Allah untuk mengembalikan kiblat ke Masjidil Aqsa. Umat Muslim patuh pada perintah Allah. Umar bin Khattab menaklukkan Palestina pada tahun 637 Masehi setelah kemenangan di Pertempuran Yarmuk pada tahun 636 Masehi yang dipimpin oleh Khalid bin Walid. Pengubahan kiblat ke Ka’bah di Masjidil Haram bukan berarti mengabaikan pentingnya Masjidil Aqsa, namun lebih menekankan pada ketaatan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia dalam melaksanakan perintah Allah.”

Yoan: “Terima kasih, Ustadzah, kami jadi lebih paham.”

Ustadzah Granti: “Sama-sama, anak-anak. Semoga pengetahuan ini memperkuat iman dan keteguhan hati kita dalam menjalankan ajaran Islam. Mari kita terus belajar dan memperdalam ilmu agama kita. Assalamu’alaikum.”

Fitrah, Andara, Mita, Tami, Feli, Yohana (Yoan),Subhi, Salma, Sima dan Desi: “Wa’alaikumussalam.”

Mereka meninggalkan ruang tersebut dengan penuh pengertian dan semangat baru dalam memahami sejarah dan makna spiritual di balik perubahan arah kiblat dalam Islam.